Kali ini kita bedah sedikit persoalan tentang obat cytotec misorpostol yang sering disalahgunakan untuk aborsi mandiri. Pil cytotec memiliki kandungan misoprostol yang bekerja menginduksi janin pada rahim. Hal tersebut yang membuat orang menyalahgunakan obat cytotec sebagai alternatif cara menggugurkan kandungan yang mudah.
Di rumah sakit, dokter menggunakan misoprostol pada prosedur induksi persalinan, misalnya pada kasus ketuban pecah dini. Obat penggugur kandungan ini akan membantu mematangkan leher rahim dan merangsang kontraksi rahim sehingga persalinan berjalan lebih lancar.
Merek dagang misoprostol: Adlansis, Cytostol, Gastrul, Inflesco, Invitec, Mipros, Misoprostol, Misotab, Neoprost, Noprostol, Nusoter, Prosomed, Proster, Protecid, dan Sopros.
Apa Itu Misoprostol Cytotec
Golongan | Obat resep |
Kategori | Analog prostaglandin |
Manfaat | Mengobati dan mencegah tukak lambung atau ulkus duodenum akibat penggunaan OAINS, serta sebagai obat untuk induksi persalinan |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Misoprostol untuk ibu hamil | Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. |
Misoprostol dapat memicu kontraksi rahim yang menyebabkan keguguran atau abortus inkomplit, cacat lahir, rahim robek, dan perdarahan rahim yang berbahaya. | |
Obat ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil atau wanita yang mungkin sedang hamil. | |
Misoprostol untuk ibu hamil | Misoprostol terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa arahan dari dokter. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Misoprostol
Misoprostol tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan misoprostol:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Misoprostol tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap obat ini atau obat yang mengandung prostaglandin.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, mungkin hamil, atau sedang menyusui. Misoprostol tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena bisa membahayakan ibu maupun janin.
- Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama menggunakan misoprostol sampai 1 bulan setelah selesai pengobatan, karena obat ini bisa menyebabkan bayi cacat lahir jika Anda hamil.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, hipotensi, hipertensi, penyakit ginjal, atau gangguan pencernaan, seperti radang usus.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita dehidrasi atau mengalami kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi, seperti muntah-muntah atau diare, baik sebelum maupun selama menjalani pengobatan dengan misoprostol.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol dan merokok selama menjalani pengobatan dengan misoprostol, karena rokok dan alkohol akan melawan kerja obat ini.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, terutama obat antasida, aspirin, dan obat radang sendi. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Segera laporkan ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan misoprostol.
Pahami Bahaya Penggunaan Obat Aborsi yang Dijual Bebas
Saat ini, ada banyak produk obat aborsi yang dijual “gelap” atau tanpa resep dokter. Perlu diketahui, obat tersebut bukan obat yang diracik khusus untuk menggugurkan kandungan. Misoprostol misalnya, sebenarnya diproduksi untuk mengobati tukak lambung.
Namun, obat tersebut diketahui memicu kontraksi dan meluruhkan dinding rahim. Kondisi ini bisa berefek pada gugurnya janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Aborsi yang dilakukan dengan obat misoprostol biasanya digunakan saat usia kehamilan di bawah 12 minggu atau 3 bulan.
Pada beberapa kasus, misoprostol digunakan bersamaan dengan obat lain, seperti mifepristone. Namun, mifepristone cenderung sulit didapat dan harganya jauh lebih mahal daripada misoprostol, sehingga banyak orang yang menggunakan misoprostol saja.
Lalu, apakah berbahaya konsumsi obat aborsi tanpa pengawasan dokter? Tentu saja, iya. Sebab, hanya dokter dan tenaga kesehatan yang bisa menentukan apakah obat-obatan tersebut aman dikonsumsi.
Selain itu, dibutuhkan saran dari dokter terkait seberapa besar dosis yang harus digunakan, aturan pemakaian, dan obat-obatan lain yang harus dikonsumsi untuk meredakan gejala yang muncul akibat gugurnya janin. Jadi, jika obat aborsi digunakan tanpa anjuran dan pengawasan dokter, risiko efek samping yang berbahaya akan semakin besar.
Efek Samping Obat Aborsi Tanpa Pengawasan Dokter
Ada beberapa efek samping lain yang dialami dalam menggunakan obat aborsi tanpa pengawasan dokter, seperti:
- Mual.
- Muntah.
- Kram perut.
- Diare.
- Sembelit.
- Sakit kepala.
- Perut terasa begah.
Selain berbagai efek samping tersebut, menggunakan obat aborsi tanpa pengawasan dokter atau petugas medis juga bisa menyebabkan kematian. Kasus kematian karena obat aborsi biasanya diakibatkan oleh perdarahan hebat yang tidak segera mendapatkan penanganan.
Bahkan, pada beberapa kasus yang tercatat dalam jurnal Obstetrics and Gynecology, overdosis akibat obat aborsi juga bisa berisiko kematian, karena dapat memicu gagal jantung.
Selain itu, kamu juga mungkin mengalami reaksi alergi serius atau syok anafilaktik terhadap kandungan tertentu dalam obat aborsi yang dikonsumsi tanpa pengawasan dokter. Perlu diketahui, syok anafilaktik bisa menyebabkan hilang kesadaran hingga kematian.
Terlebih, penggunaan obat aborsi juga tidak menjamin pengguguran janin secara sempurna. Pada beberapa kasus, jika janin tidak digugurkan dengan sempurna, sang ibu berisiko mengalami infeksi. Janin juga ada kemungkinan tetap tumbuh dengan kecacatan atau kelainan.
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/bahaya-penggunaan-obat-aborsi-tanpa-pengawasan-dokter
https://www.alodokter.com/misoprostol